Jawa Timur Hingga Ziarah ke Makam Gusdur dan Para Wali Songo
#Travel – ” Orang hebat adalah mereka yang sudah tiada tetapi masih di doakan banyak orang karena ilmunya “. Beberapa waktu lalu saya melakukan perjalanan ke Jawa Timur untuk mengantar adek keponakan ke Pare Kediri Jawa Timur. Setelah menempuh perjalanan satu malam akhirnya tiba di kampung Inggris Kediri. Setelah tugas selesai akhirnya berniat mengunjungi salah satu makam ulama sekaligus mantan presiden RI yaitu Dr. K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Sosok tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.
Tidak hanya di makam Gusdur, saya juga melakukan perjalanan ke Ulama Besar yang pernah menyebarkan Agama Islam di Indonesia di abad ke 14 silam yaitu para Wali Songo penyebar Islam yang mampu mempengaruhi Islam nusantara khususnya jawa.
Setelah mendoakan mbah Gusdur, beserta bapak dan kakeknya gusdur yaitu KH Hasjim Asy’ari sekaligus pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia atau NU, saya melanjutkan perjalanan dari Jombang menuju kawasan gresik. bermodal GPS akhirnya sampai juga di makam walisongo yang saya kunjungi yaitu Sunan Giri.
Makam Sunan Giri yang terletak di atas bukit wilayah gresik ini banyak dikunjungi dari para peziarah. Tepatnya terletak di kawasan perbukitan yang tak terlalu tinggi di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Menurut referensi yang saya baca, Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, Sunan Giri juga merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Sunan Giri juga mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik yang berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku.
Masih di wilayah Gresik, terdapat pula Makam Sunan Gresik, atau dikenal dengan Maulana Maliq Ibrahim. Makamnya yang terletak di tengah kampung kota Gresik dan jalan yang tidak terlalu lebar, tidak menyurutkan niat para peziarah berkunjung di makam Sunan Gresik. Menurut saya yang paling nyaman dikunjungi makamnya Sunan Gresik ini, selain bangunannya modern dan berbentuk Joglo, letaknya juga berada di pusat kota Gresik.
Tidak lama kemudian waktu sore tiba, setelah sholat ashar saya melanjutkan perjalanan kembali menuju Lamongan. di Lamongan saya mengunjungi makam Sunan Drajat atau yang sering disebut dengan Raden Qosim. tiba disana sekitar jam 9.30 malam. Suasana tempat parkir masih di penuhi oleh para peziarah dan wisatawan. baru kali ini lihat makam dijadikan tempat wisata. meski malam kesan mengunjungi makam para ulama itu tiada kesan anger. Justru banyak bacaan bacaan zikir dan tahlil yang berkumandang dari para peziarah.
Bicara soal Sunan Drajat atau Raden Qosim yang juga keturunan nabi Muhammad merupakan suatu kesan tersendiri. karena untuk menempuh makam Sunan Drajat saya harus mengendarai mobil melewati sawah dan hutan jati, makan Sunan Drajat kurang lebih 30 kilometer dari pusat kota Lamongan atau berdekatan dengan WBL .
Filosofi yang saya suka dari Sunan Drajat adalah mengenai kehidupan, berikut adalah 7 Filosofi Sunan Drajat yang saya ambil dari beberepa referensi :
- Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain)
- Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
- Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita – cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
- Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)
- Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita – cita luhur).
- Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan shalat lima waktu)
- Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)
Setelah mendoakan dan mnum kopi di kios sekitar makam Sunan Drajat, saya melanjutkan perjalanan kembali menuju kota Tuban. di kota inilah terdapat makam Sunan Bonang. lokasinya yang berada di dekat alun-alun kota Tuban, membuat wisatawan mudah mengunjunginya. Sunan Bonang yang mempunyai nama lain Makhdum Ibrahim.
Sunan Bonang merupakan ulama seniman, beliau berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Bahkan beliau dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan oleh Opick dan orang-orang saat ini.
Tuban adalah destinasi terakhir sebelum pulang ke Solo. oh iya pada saat lewat Lamongan saya juga mencoba icip-icip Soto Lamongan di kota Lamongan. ini adalah pertama kalinya saya makan Soto Lamongan di Lamongan tepatnya di Depot Asih Jaya. Bagaimana wisatamu, pernah wisata religi?
26 September 2017 pukul 8:23 AM
terawat juga ya suasana makamnya di sana.
24 September 2017 pukul 8:33 PM
aku kok seram ya kalau ke ziarah gini 😐
25 September 2017 pukul 3:55 AM
serem gimana mbk..asik lho..
24 September 2017 pukul 3:50 PM
Kok nggak ada foto makam Gus Dur-nya sih?
24 September 2017 pukul 7:14 PM
pas smpe makam batrenya habis hahaha..baru dicharge pas di mobil..
23 September 2017 pukul 1:37 PM
makam sunan Giri bagus., di bukit2
Makam Sunan Drajat Lamongan juga
sayang banyak pengemisnya
apa masih ada tukang tukar koin ya mas buat dikasih ke pengemis?
24 September 2017 pukul 7:15 PM
wah saya gak terlalu memperhatikan tukar koinnya..yg pasti iya banyak pengemisnya
23 September 2017 pukul 1:36 PM
Malam sunan giri bagus, di pegunungan
Makam Sunan Drajat juga, sayang banyak pengemisnya
Apa masih ada penukaran uang koin buat dikasih pengemis ya mas?
20 September 2017 pukul 8:17 PM
makam para wali banyak peziarahnya .. bahkan ada teman saya yang sengaja traveling sambil ziarah ke 9 makam tersebut
20 September 2017 pukul 8:18 PM
iya 24 jam makamnya rame..
19 September 2017 pukul 9:39 AM
Salam kenal mas, kalau ke Blitar mampir ziarah ke Bung Karno 😊
Saya juga selalu suka wisara relegi, tapi yang semua disebutkan mas saya belum pernah. Semoga ada kesempatan Aamiin
19 September 2017 pukul 5:53 AM
7 filosofi Sunan Drajat itu benar2 penuh pelajaran kebijaksanaan dalam hidup ya
Beruntunglah mereka yang bisa menerapkannya
18 September 2017 pukul 9:25 PM
Saya belum coba wisata religi domestik. Semoga suatu saat bisa ziarah juga.
16 September 2017 pukul 9:16 AM
Terima kasih sudah mengenalkan saya pada filsafat Sunan Drajat ya, Mas. Suka banget.
16 September 2017 pukul 2:42 PM
Semoga semakin adem…